Belakangan, saya sangat sering diminta untuk memberi endorsement pada buku yang hendak diterbitkan. Karena sibuk, sehingga tidak mungkin untuk membaca buku yang perlu saya beri endorsement itu, dengan berat hati sering saya menolaknya.
Ada pula yang...
Tampilkan postingan dengan label ESAI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ESAI. Tampilkan semua postingan
Sastra, MPU, dan Persoalan Lingkungan
Masalah lingkungan dan jejak alam pada sastra menjadi tema penting dalam Temu Sastra III Mitra Praja Utama (MPU), yang berlangsung di Hotel Panorama Lembang, Bandung, 4-6 November 2008. Selain menempatkan sastra dan lingkungan hidup sebagai tema acara,...
Novel Mahabbah Rindu dan Puncak Fiksi Islami
Sebuah ‘novel sastra’ yang Islami hadir lagi dari seorang perempuan Muslim penulis: Mahabbah Rindu karya Abidah el Khalieqy. Novel setebal 404 halaman terbitan Diva Pres (Yogyakarta, November 2007) ini menambah kekayaan khasanah fiksi Indonesia kontemporer...
‘Menyatukan’ Nusantara dalam Pesta Sastra
Salah satu keputusan penting dan paling strategis dari International Poetry Gathering dalam Pesta Penyair Nusantara 2008 di Kediri, awal Juli 2008 lalu, adalah diteruskannya iven tersebut sebagai forum tahunan para penyair di Nusantara — Indonesia,...
Penyair Dunia Mengaduk Budaya di Sungai Musi
Membaca puisi di atas geladak Kapal Sigentar Alam yang melaju di atas Sungai Musi, Palembang, penyair Emha Ainun Nadjib harus mengandalkan spontanitas dan kemampuan vokalnya melawan deru angin dan suara mesin. Tapi, sajak yang ia rangkai secara spontan...
Menyorot Bahasa Indonesia dalam Film Kita
Ada indikasi bahwa bahasa dalam film kita tidak mencerminkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Adalah peneliti dari Pusat Bahasa Depdiknas, Yayah B Lumintang, yang mengemukakan indikasi itu pada diskusi Bahasa dalam Film Kita dalam rangka Festival...
Mengubah Paradigma ‘Sastra Kampung(an)’
Jika Nusantara ini adalah kampung, maka sastra Indonesia adalah ‘sastra kampung’. Penempatan Indonesia sebagai bagian dari Kampung Nusantara, cukup tepat mengingat makin terpuruknya bangsa ini menjadi underdog negara-negara adidaya, terutama AS. Dalam...
Buku dari Koran
Ada hubungan yang menarik antara dunia perbukuan, khususnya buku sastra, dengan surat kabar (koran). Banyak sekali buku sastra yang terbit di Indonesia –baik kumpulan cerpen, esai, puisi, maupun novel– berasal dari karya-karya yang telah dipublikasikan...
Keraton Yogya Bertabur Puisi
Selama dua malam berturut-turut, 23-24 Agustus 2007, keraton Yogya bertabur puisi. Tidak kurang dari 30 penyair Indonesia membacakan sajak-sajak mereka di Sasono Hinggil, bagian dari komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Salah satu mata acara...
Buku-buku Sutan Takdir Alisabana
Beberapa buku tentang Sutan Takdir Alisyahbana (STA) dan pemikirannya, belum lama ini, diterbitkan dalam rangka 100 tahun sang tokoh. Dua buku di antaranya, Sutan Takdir Alisyahbana Dalam Kenangan dan Manusia Renaisance, diterbitkan oleh Dian Rakyat....
‘Sastra Pragmatik’ dan Orientasi Penciptaan (bagian terakhir)
Bagian terakhir dari dua tulisan
Dalam konteks peran sosial sastra, ‘kaum sastra kontekstual’ meyakini bahwa karya-karya besar seperti Max Havelar (Multatuli), Uncle Tom Cabin (Beecher Stower), dan sajak-sajak Rabindranat Tagore telah menginspirasi...
Sastra, Abdul Hadi WM, dan Orientasi Penciptaan
Peran dan keberadaan (eksistensi) Abdul Hadi WM dalam sastra Indonesia sangat paradigmatik. Dia tidak hanya muncul sebagai penyair dan sastrawan ternama, tapi juga membawa konsep estetika penting — puitika sufistik — yang cukup berpengaruh pada perkembangan...
Buku Puisi Arsyad
Dunia kepenyairan punya banyak ‘orang gila’. Salah satunya, Arsyad Indradi. Salah satu kegilaan penyair senior Banjarbaru, Kalimantan Selatan, ini adalah rela menjual tanahnya untuk membiayai penerbitan buku antologi puisi. “Dia sampai harus menjual...
Ode Kampung Tolak Sastra ‘Ngeseks’ dan Imperialis Budaya
Acara sastra tahunan, Ode Kampung, makin gegap gempita. Tahun ini, iven yang digelar di Rumah Dunia, Hegar Alam, Serang, Banten, itu tidak hanya jadi ajang temu karya dan sastrawan, tapi juga gerakan untuk menolak sastra ‘ngeseks’ dan imperialisme...
Pekan Presiden Penyair: Mengapresiasi Sang Maestro
Penyair Sutardji Calzoum Bachri adalah maestro perpuisian Indonesia. Sapardi Djoko Damono menempatkannya sebagai ‘mata kiri’ — untuk menyandingkannya dengan Cahiril Anwar yang disebut sebagai ‘mata kanan’ — kesusatraan Indonesia.
Tetapi, Sutardji,...
Sajak Sutardji dalam Pilihan Dua Menteri
Sedalam-dalamnya sajak, takkan mampu menampung air mata bangsa
Baris pertama sajak Jembatan karya Sutardji Calzoum Bachri di atas mengisyaratkan duka bangsa yang begitu dalam. Di mata Presiden Penyair Indonesia itu, bangsa ini sedang sangat menderita...
Sastra, Abdul Hadi WM, dan Fenomena Puisi Sufistik
Dalam bahasa A Teeuw, karya sastra tidak pernah lahir dari ruang kosong — selalu ada teks-teks lain yang ikut mempengaruhi proses kelahiran dan ikut mewarnai karakternya. Dalam kasus sajak Abdul Hadi tersebut di atas, teks-teks yang mempengaruhinya...
Langganan:
Postingan (Atom)