Tampilkan postingan dengan label CERPEN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CERPEN. Tampilkan semua postingan

Bukavu, Cerpen-cerpen Puitis Helvy Tiana Rosa

Cerpen tak sanggup membatalkan Helvy Tiana Rosa dari seorang penyair. Komentar pendek (endorsement) Putu Wijaya itu memang tidak tepat benar, tapi cukup mewakili gaya  beberapa cerpen Helvy Tiana Rosa yang terkumpul dalam buku kumpulan cerpen terbarunya,...
Baca Lengkapnya....

GENDON

Karena lelaki itu hampir selalu menghabiskan sepanjang harinya untuk tidur mlungker di serambi masjid, orang pun menjulukinya Gendon. Ia adalah lelaki tunanetra yang tidak begitu jelas asal usulnya. Tiba-tiba saja dia sudah berada di masjid kampungku...
Baca Lengkapnya....

LEK WAR

Semua warga kampungku yakin, lelaki bujang berusia 30 tahun itu buta. Matanya memang terbuka. Setiap orang yang menatapnya pasti hanya akan menangkap bulatan berselaput putih penuh guratan dan bintik-bintik merah darah. Namun, lelaki yang biasa dipanggil...
Baca Lengkapnya....

MATI TERTAWA

Lurah KRT Durna Diningrat merencanakan sesuatu yang aneh. Ia akan melarang warganya tertawa. Semua tontonan di desa yang bisa membuat para penontonnya tertawa pun akan dilarang. Ia akan membersihkan desanya dari lelucon-lelucon macam apa pun. Pokoknya,...
Baca Lengkapnya....

LEHER

Sejak membeli pesawat tivi, keluarga Barjo terserang penyakit aneh. Leher mereka seperti terganjal besi yang menegang dari pangkal tulang tengkorak sampai ke pangkal dada. Mereka terpaksa selalu mendongakkan kepala ke atas. Kepala mereka tidak bisa lagi...
Baca Lengkapnya....

SEBUNGKUS NASI REFORMASI

Sebungkus nasi di dalam kantung plastik hitam menjerit kecil tergencet tubuh para demonstran yang roboh bertindihan di aspal jalanan. Peluru-peluru berdesingan menyusul serentetan suara tembakan yang membelah udara sore kota Jakarta. ‘’Awas nasinya,...
Baca Lengkapnya....

LEDAKAN DI RUMAH EMAK

LEDAKAN DI RUMAH EMAK Telepon bedering ketika aku sudah akan mengunci pintu kamar untuk berlari ke jalan raya mencari taksi. Aku bangun agak terlambat, sehingga harus buru-buru ke kantor untuk menghindari ocehan kepala bagianku yang cerewet. Dan, suara...
Baca Lengkapnya....

KOLUSI

Gerimis kecil senja hari membangun dunia aneh di jalan itu, di atas genangan-genangan kecil sisa air hujan. Angin menghempas-hempas, merontokkan daun-daun akasia dan kelopak-kelopak kembang semboja. Tiba-tiba,  seorang gadis dengan rok terusan kuning...
Baca Lengkapnya....