Engkau pasti merinduku kembali
Bersama aroma perfum
Yang tertinggal di pipi kiri
Ya, kutahu, hatiku terkulai
Di jenjang lehermu
Ada bintang jatuh malam itu
Kau pungut ke dalam jantungmu
Dan, ketika cahaya padam, kunang matamu
Pun jadi nyala asmara
Yang tak padam hingga tubuh menua
Mungkin cinta bisa dipetik dari rinai hujan
Atau taburan kata para perangkai makna
Yang mengubur silsilah pada gelap udara
Oi, ada satu porsi yang tersisa
Ah, simpan saja, untuk khianat berikutnya
(Ataukah kita masih ingin saling setia
Merapikan cinta atas nama luka?)
Kutahu, kau merinduku kembali
Sebab kerdip matamu
Terbawa sampai di sini
Bandung, Juni 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar